Makalah Sifat Tanah Podsol, Litosol, Planosol dan Grumusol
Pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Menurut
sejarah perkembangan kehidupan manusia, pada mulanya manusia itu hidup secara
berpindah-pindah tempat atau sebagai Nomad. Hal ini mereka lakukan dalam rangka
mencari sebidang lahan yang baik dan subur untuk melaksanakan pertanian mereka
yang masih primitif itu. Pada masa itu, mereka belum menemui
kesulitan-kesulitan untuk menemukan sebidang lahan yang baik untuk lingkungan
hidupnya. Bertambah majunya peradapan manusia yang sejalan dengan perkembangan
pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia
untuk menghentikan kebiasaan mengembara itu. Pada saat itu sebenarnya mereka
sudah mulai menghadapi masalah-masalah tanah. Masalah yang sering timbul adalah
cara mempertahankan kelestarian kesuburan tanah. Oleh karena itu, munculah
orang mempelajari dan mengadakan penyelidikan tentang hal ihwal tanah. Maka
munculah ilmu tanah yang mungkin merupakan ilmu yang paling awal dipirkan
orang.
Ada
yang berpendapat bahwa sebelum manusia menemui permasalahan tentang dari mana
mendapatkan makanan untuk hidupnya, manusia masih tergantung pada lingkungan
alam, berburu atau mengambil makanan
dari tanaman yang ada disekitarnya. Tetapi lama kelamaan dengan hadirnya manusia-manusia
baru karena tingkat fertilitas yang tinggi, maka dirasa sulit untuk mendapatkan
makanan hanya dengan menggantungkan pada lingkungan disekitarnya. Tentu saja
ini karena persediaan lebih sedikit dibanding permintaan dan walaupun sebagai
nomaden telah mereka jelajahi dari satu daerah ke daerah yang lain yang
hasilnya tetap saja, yaitu kesulitan bahan makanan. Di tengah kesulitan itu,
manusia itu ditantang untuk berbuat sesuatu yang baik dengan menggunakan daya
nalarnya. Tantangan itulah yang membuat manusia berpikir akan upaya
pembudidayaan tanaman yang ada disekitarnya dengan cara menanam dan
menggemburkan tanah. Merekapun mulai menetap sebagai manusia sedenter,
menempati di daerah tanaman pangan yang telah mereka tanam dan mulai saat
itulah manusia memperhatikan tentang tanah dan tanaman.
Di
daerah Mesopotamia, tepatnya di lembah sungai Euphrat dan Tigris merupakan
daerah yang subur, oleh sebab itu daerah
ini berkembang menjadi daerah pertanian yang luas dan subur. Peradapan
manusiapun kian berkembang di daratan Mesopotamia, sehingga lahirlah ragam ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mengagumkan di masa itu. Termasuk di dalamnya
perhatian manusia akan tanah yang merupakan faktor penting dalam poduksi
pertanian dan kemudian menjadi sorotan khusus. Lalu munculah sederetan pakar
seperti Herodutus (200 M) yang mengamati bahwa kesuburan lembah Mesopotamia
tanahnya selalu mendapat endapan banjir dan sistem irigasi yang baik.
Theoprastus (300 M), menyatakan bahwa
tanah yang subur kaena endapan banjir yang keruh mengandung partikel yang
halus, tetapi menanam di tempat yang sama terus menerus dapat menurunkan
produksi. Penambahan pupuk kandang atau limbah tanaman dapat memulihkan
kesuburan tanah. Perkembangan selanjutnya tanah telah benar-benar diperhatikan
sehingga munculah ilmu tanah yang perkembangan selanjutnya sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang lain.
Oleh
sebab itu , tanah ditafsirkan sebagai lapisan padat terluar dari planet bumi.
Lapisan tipis yang hidup ini memiliki ketebalan beberapa centi meter sampai
lebih dari dua atau tiga meter, namun demikian sangat mempengaruhi aktivitas di
permukaan Bumi. Tanah sangat vital untuk mendukung kehidupan. Tanah menjadi
wahana jelajah akar, menyediakan air, udara dan unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan. Tanah merupakan rumah bagi jutaan mikroorganisme yang melakukan
berbagai aktivitas biokimia, seperti pengikatan nitrogen dari udara sampai
pelapukan bahan organik, juga merupakan tempat bagi mikro dan mesofauna
termasuk cacing tanah, semut dan rayap yang memakan akar tanaman, organisme
lain dan bahan organik. Biodiversitas tanah yang lebih lengkap dijumpai di
dalam tanah, bukan di atasnya. Berbeda
tempat berbeda pula jenis tanahnya. Tanah beragam dari satu tempat ke
tempat yang lain, tidak secara acak tetapi secara sistematis. Tanah di daerah
tundra berbeda dengan tanah tropika, tanah di daerah yang terjal berbeda dengan
tanah dataran, dan tanah bervariasi dalam jarak yang pendek. Jika kita berjalan
dari puncak bukit menuju ke lembah, kita akan menjumpai tanah dengan bentuk dan
sifat yang berbeda demikian juga kemampuannya untuk digunakan misalnya sebagai
lahan budidaya tanaman atau untuk membangun jalan dan rumah. Keragaman ini
mencerminkan posisi yang unik bagi tanah dibandingkan dengan komponen planet
bumi lainnya. Tanah adalah penghubung antara atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan
biosfer
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimanakah sifat
utama tanah podsol?
1.2.2
Bagaimanakah sifat utama
tanah litosol?
1.2.3
Bagaimanakah sifat
utama tanah planosol?
1.2.4
Bagaimanakah sifat
utama tanah grumusol?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah podsol.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah litosol.
1.3.1 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah podsol.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah litosol.
1.3.3 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah
planosol.
1.3.4 Untuk mendeskripsikan sifat utama tanah
grumusol.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari serangkaian materi tersebut adalah :
1.4.1. Dapat memahami sifat utama dari tanah podsol.
1.4.2. Dapat memahami sifat utama dari tanah litosol.
1.4.3. Dapat memahami sifat utama dari tanah planosol.
1.4.4. Dapat memahami sifat utama dari tanah grumusol.
Untuk lebih lengkapnya silahkan klik link download di bawah ini gratis
DOWNLOAD
Adapun manfaat yang dapat diambil dari serangkaian materi tersebut adalah :
1.4.1. Dapat memahami sifat utama dari tanah podsol.
1.4.2. Dapat memahami sifat utama dari tanah litosol.
1.4.3. Dapat memahami sifat utama dari tanah planosol.
1.4.4. Dapat memahami sifat utama dari tanah grumusol.
Untuk lebih lengkapnya silahkan klik link download di bawah ini gratis
DOWNLOAD