18 Feb 2016

 Jenis-Jenis Tanah Yang Ada Di Indonesia & Persebarannya

Jenis-Jenis Tanah Yang Ada Di Indonesia & Persebarannya


Jenis-Jenis Tanah Yang Ada Di Indonesia & Persebarannya

1.      Podsolik Merah Kuning
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu dari 90-180 cm dengan batasan horizon yang nyata. Warna tanah kemerah-merahan hingga kuning atau kekuning-kuningan. Struktur B horizonnya adalah gumpal, sedangkan teksturnya lempung berpasih hingga liat dan kebanyakan lempung berliat. Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (pH) sangat rendah, yaitu antara 4-5,5. Kandungan bahan organik pada lapisan olah (top soil) adalah kurang dari 9%, umumnya sekitar 5 %. Tanah ini memiliki sifat kimia kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak mantap dengan stabilitas agregat kurang. Sebagai akibatnya tanah ini mudah terkena bahaya erosi akibat gerakan air.
Persebarannya terutama di sepanjang sungai sungai besar yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan di pelemahan-pelemahan serta dataran tinggi. Daerah-daerah dataran dengan kemiringan kurang dari 15% di Indonesia seluruhnya berjumlah atau seluas ± 34,6 juta hektar. Jenis tanah yang paling luas adalah podsolik merah kuning, yaitu seluas ± 20,9 ha.
2.      Regosol
Tanah ini masih belum banyak mengalami perkembangan profilnya, oleh sebab itu tebal solum tanahnya tidakme lebihi 25 cm. Berwarna kelabu, coklat atau coklat kekuning-kuningan sampai keputih-putihan. Strukturnya lepas atau butir tunggal, sedang teksturnya pasir sampai lempung berdebu, konsistensi lepas atau teguh dan keras atau pejal bila memadat. Bahan induknya dari abu vulkan, mergel atau napal dan pasir pantai. Oleh sebab itu di kenal dengan nama regosol vulkan, regosol mergel atau napal dan regosol pasir pantai. Reaksi tanah atau pH adalah netral, agak asam sampai asam.
Tanah ini penyebarannya terutama di daerah-daerah aliran lahar vulkan (dari letusan gunung api) yang berbentuk kipas menyebar, yaitu hampir di seluruh kepulauan Indonesia, terutama Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara. Luas keseluruhan lebih dari tiga juta hektar. Tanah ini terdapat di wilayah yang berombak, bergelombang hingga bergunung dengan berbagai ketinggian, yaitu dari 0 sampai beberapa ribu meter di atas permukaan laut.
3.      Latosol
Tanah ini memiliki lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm-5 meter bahkan lebih. Warnanya merah , coklat sampai kekuning-kuningan. Kandung bahan organiknya berkisar antara 3-9% tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedang strukturnya remah dan konsistensi gembur.
Tanah ini terdapat di daerah abu, tuf dan fan vulkan, pada ke tinggian 10-1.000 meter dari permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang berombak, bergelombang, berbukit hingga bergunung. Daerah penyebarannya terutama di Sumatera dan Sulawesi, tetapi dalam areal tidak begitu luas terdapat pula di Kalimantan Tengah dan Selatan, Kepulauan Maluku, Minahasa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Kebanyakan berasosiasi dengan tanah laterit dan andosol.  Luasnya sekitar 16 juta hektar.
4.      Mediteran Merah Kuning
Lapisan solum tanah ini cukup tebal, yaitu antara 90-200 cm, tetapi batas horizon tidak begitu jelas. Warnanya coklat sampai merah. Teksturnya agak bervariasi dari lempung sampai liat, dengan struktur gumpal sampai gumpal bersudut, sedangkan konsistensinya adalah gembur sampai teguh. Kandungan bahan organik umumnya rendah sampai sangat rendah, paling tinggi 3% berada pada lapisan horizon A atau lapisan atas. pH tanah sekitar 6,0-7,5 adalah netral. Bahan induknya berupa batu kapur, batuan endapan dan tuf vulkan.
Daerah penyebaran di seluruh Kepulauan Indonesia, terutama di Sulawesi Tenggara dan Selatan, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, juga terdapat sedikit di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Luas seluruhnya kira-kira 15, 5 juta hektar. Ketinggian bisa bervariasi dari 0-400 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang berombak hingga berbukit.
5.      Podsol
Tanah ini mempunyai lapisan yang dangkal, yaitu antara 40-100 cm. Tanah ini dapat jelas kelihatan warnanya, yaitu coklat pucat atau keputih-putihan hingga warna coklat kekuning-kuningan. Tekstur umumnya dari pasir sedang sampai kasar dengan struktur yang lepas di bagian atas dan pejal di bagian bawah. pH tanahnya 3,5-5,5 atau dari sangat asam sampai asam. Tanah ini cukup peka terhadap erosi, karena daya menahan air jelek. Bahan induknya berasal dari tuf vulkan yang asam. Tanah ini baik sifat fisik dan kimianya adalah jelek, sehingga nilai produktivitasnya rendah.
Tanah ini dapat dijumpai di Kepulauan Jambi, Bangka Belitung, Riau, Kalimantan dan Irian Jaya. Seluruhnya kuran lebih dari 3,5 juta hektar, yang sebagian terbesar masih ditempati oleh hutan primer dan sekunder. Ketinggian tempat sangat bervariasi, yaitu paling tinggi 2000 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah datar di dataran tinggi dan dataran rendah.
6.      Litosol
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang sangat tipis sampai tidak ada, paling tebal solumnya adalah 50 cm saja. Warna tanah sangat bervariasi umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam. Teksturnya umumnya kasar, yaitu berpasir atau berkerikil, sedangkan strukturnya tidak ada atau butir lepas. Kandungan unsur hara tumbuhan, raksi tanah (pH), juga permeabilitasnya bervariasi. Tanah ini sangat peka terhadap erosi. Bahan induk  terdiri dari batuan beku dan batuan endapan pejal. Secara umum tanah ini mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia yang jelek, sehingga produktifitasnya rendah.
Tanah semacam ini hampir ditemukan di seluruh Kepulauan Indonesia, dimana terdapat wilayah batuan beku dan batuan pejal. Penyebarannya dapat ditemukan di berbagai tipe iklim dan tipe hujan yang curah hujannya bervariasi dan ketinggiannya juga beraneka. 
7.      Planosol
Tanah ini memiliki solum tanah yang dangkal, yaitu kurang dari 100 cm, dengan lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari satu atau dua horizon. Warna tanah pada umumnya kelabu, teksturnya liat, struktur gumpal dan konsistensinya keras atau teguh. Reaksi tanah agak masam sampai netral dengan pH 5,5-7,6 dan hampir selalu dalam keadaan jenuh air. Kandungan bahan organik terdapat di horizon A dan kandungan unsur haranya Rendah.
Tanah ini terdapat di beberapa tempat yang tidak begitu luas di Lampung, Jawa Barat dan Timur dan Nusa Tenggara. Tumbuhan penutup tanah terdiri dari semak dan hutan tropis.
8.      Hidromorf Kelabu
Solum tanah ini agak dangkal, yaitu setebal 0,50-100 cm. berwarna kelabu kekuning-kuningan dengan tekstur liat sampai liat berlempung untuk horizon A, sedangkan untuk horizon B umumnyabertekstur liat berat. Strukturnya baik lapisan atas maupun bawah adalah gumpal dengan konsistensi teguh atau keras. pH tanahnya antara 4,0-6,0 termasuk asam hingga agak asam. Kandungan unsur hara tanaman umumnya rendah, sedangkan kandungan bahan organik untuk horizon A adalah sedang, makin kebawah semakin menurun. Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah ini mempunyai sifat fisika jelek dan kimia tanah juga rendah sampai sedang, sehingga produktifitas tanah ini rendah sampai sedang. Tuv vulkan asam dan batu pasir merupakan bahan induknya.
 Tanah didromorf kelabu ini banyak terdapat di dataran rendah atau daerah pelembahan dn cekungan-cekungan di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Maluku, Irian dan Jawa. Sering tanah ini berasosiasi dengan tanah-tanah podsolik merah kuning atau tanah aluvial. Tumbuhan penutup tanah ini umumnya belukar dan hutan tropika.
9.      Glei Humus Rendah
Tanah ini mempunyai profil yang dangkal, yaitu kurang dari 50 cm, dengan lapisan atas terdiri dari lapisan bahan organik yang tipis,berwarna kelabu tua dan hitam. Teksturnya debu sampai liat berdebu, tetapi tanpa struktur sedangkan konsistensinya plastik. Reaksi tanah adalah agak asam sampai asam, yaitu pH 4,5-6,0 sedangkan bahan induknya adalah endapan. Kandungan unsur hara tanah ini rendah sampai sedang, tergantung kepada bahan endapannya. Secara umum tanah ini mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang jelek, sehingga produktivitas tanahnya menjadi rendah.
Di indonesia tanah ini terdapat di dataran rendah di pantai timur Sumatera, di dataran pantai Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi dan di Jawa di daerah dataran rendahnya. Ketinggian tempat berada kurang dari 50 meter di atas permukaan laut. Tanah ini sering berasosiasi dengan glei humus dan gambut.
10.  Glei Humus
Profil tanah ini dangkal, biasanya paling dalam 50 cm saja, sedangkan lapisan merupakan lapisan bahan organik yang tebalnya bisa mencapai 40 cm. Dengan demikian tanah ini berwarna hitam. Teksturnya adalah debu tetapi tanpa struktur, dengan konsistensi yang tidak melekat. Bahan induknya dari bahan endapan. Reaksi tanahnya agak asam sampai asam. Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah ini memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang jelek, sehingga produktivitas tanahnya pada umumnya adalah rendah.
Tanah ini dapat dijumpai di daerah penyebarannya yaitu di dataran rendah yang berawa-rawa di sepanjang pantai Kalimantan Barat dan Selatan, pantai timur Sumatera, pantai Sulawesi dan Irian Jaya, dan pantai utara Jawa. Bisa juga terdapat pada areal yang sempit di dataran tinggi seperti di Sumatera Utara
11.  Grumosol
Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara 100-200 cm, berwarna kelabu sampai hitam, sedangkan teksturnya lempung berliat sampai liat. Struktur tanahnya keras di lapisan atas dan gumpal di bagian bawah, dengan konsistensinya tuguh atau keras kalau kering. Reaksi tanah dapat dilihat dari pH-nya antara 6,0-8,0, yaitu asam agak basa. Kandungan unsur hara banyak bergantung kepada bahan induknya, yaitu bahan induknya, yaitu bahan induk dari mergel atau napal, batu liat dan tuf vulkan. Secara umum dapat disebutkan bahwa tanah ini memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang agak jelek sampai sedang. Oleh sebab itu nilai produktivitas tanahnya rendah sampai sedang.
Penyebaran tanah ini di Indonesia seluas kira-kira satu juta hektar dari barat ke timur, dimulai dari Jawa Tengah terus ke Jawa Timur, Pulau Madura, Nusa Tenggara dan Maluku. Terletak pada ketinggian tidak lebih dari 200 m di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah melandai, berombak sampai bergelombang.
12.  Andosol
Tanah ini disebut juga tubuh tanah pegunungan tinggi, yang mempunyai solum tanah agak tebal yaitu 100-225 cm. Berwarna hitam, kelabu sampai coklat tua. Teksturnya adalah debu, lempung berdebu sampai lempung, sedangkan strukturnya adalah remah, sedangkan ke lapisan bawah agak gumpal, dan konsistensinya adalah gembur. Bahan induknya abu atau tuf vulkan. Kandungan bahan organiknya umumnya tinggi sekali, yaitu antara 11-20%. Reaksi tanahnya juga cukup baik, tetapi permeabilitas tanah adalah cepat. Secara garis besarnya tanah ini mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia cukup baik, sehingga dengan demikian produktivitas tanahnya adalah sedang sampai tinggi.
Di seluruh Indonesia luasnya kira-kira ada 5 juta ha yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Timur, Pulau Jawa, Kalimantan (tidak begitu luas), Bali, Lombok, Halmahera, Minahasa. Tanah ini banyak di temukan di pegunungan, yaitu daerah gunung api (vulkan), seperti di Lembang dekat gunung api Tangkuban Parahu. Ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu dari 15-2000 meter di atas permukaan laut.
13.  Aluvial
Tanah ini disebut juga sebagai tubuh tanah endapan, atau recent deposits, yang belum memiliki perkembangan profil yang baik. Tanah berwarna kekelabu-kelabuan sampai kecoklat-coklatan. Tekstur tanahnya adalah liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50%. Strukturnya pejal atau tanpa struktur, sedangkan konsistensinya keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab. Bahan induknya dari bahan aluvial dan koluvial.
Daerah penyebarannya terdapat di berbagai keadaan iklim, dengan ketinggian yang beraneka tetapi umumnya di dataran rendah dan bentuk wilayahnya datar sampai agak bergelombang. Tanah aluvial ini bisa ditemukan di seluruh Kepulauan Indonesia, seluas kurang lebih 165 juta hektar yang tersebar di daerah dataran, pelembahan, daerah cekungan dan sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar
14.  Organosol
Tanah ini disebut juga tanah gambut, tanah sepuh, tanah bawang atau peat soil yang berwarna hitam hingga kecoklat-coklatan. Profil tanah ini yaitu dari 50 cm sampai 15 meter. Teksturnya adalah beraneka tanpa horizon, tanpa struktur. Tanah gambut terdiri dari tanah gambut oligotrop dan eutrop. Tanah gambut oligotrop terjadi dari hutan rawa dengan bentuk wilayah bergelombang, kandungan haranya rendah, sedang pH-nya sangat asam. Tanah gambut eutrop terbentuk dari hutan rumput rawa dan bentuk wilayahnya datar, kandungan unsur hara lebih tinggi dan reaksi tanahnya agak asam. Berwarna coklat kemerah-merahan sampai coklat-hitam, dan reaksi tanahnya umumnya sangat asam, yaitu ± pH 4,0.
Daerah penyebarannya terdapat di pantai Kalimantan Barat dan Selatan, pantai timur Sumatera, dan pantai-pantai selatan, barat dan utara Irian Jaya. Di temukan juga setempat-setempat di pantai Sumatera Barat, pantai Kalimantan Timur, di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang di taksir luas keseluruhannya ada sekitar 27 juta hektar. Ketinggian tempat biasanya dari 50 meter di atas muka laut, yaitu di dataran rendah tapi bisa juga terdapat di dataran tinggi > 2000 mdpl, tetapi bentuk wilayahnya datar sampai bergelombang.