Jenis-Jenis Tanah Yang Ada Di Indonesia & Persebarannya
KuliahJenis-Jenis Tanah Yang Ada Di Indonesia & Persebarannya
1.
Podsolik
Merah Kuning
Tanah ini
memiliki lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu dari 90-180 cm dengan
batasan horizon yang nyata. Warna tanah kemerah-merahan hingga kuning atau
kekuning-kuningan. Struktur B horizonnya adalah gumpal, sedangkan teksturnya
lempung berpasih hingga liat dan kebanyakan lempung berliat. Kandungan unsur
hara tanaman seperti N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (pH)
sangat rendah, yaitu antara 4-5,5. Kandungan bahan organik pada lapisan olah
(top soil) adalah kurang dari 9%, umumnya sekitar 5 %. Tanah ini memiliki sifat
kimia kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak mantap dengan stabilitas
agregat kurang. Sebagai akibatnya tanah ini mudah terkena bahaya erosi akibat
gerakan air.
Persebarannya
terutama di sepanjang sungai sungai besar yang terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan di pelemahan-pelemahan serta dataran
tinggi. Daerah-daerah dataran dengan kemiringan kurang dari 15% di Indonesia
seluruhnya berjumlah atau seluas ± 34,6 juta hektar. Jenis tanah yang paling
luas adalah podsolik merah kuning, yaitu seluas ± 20,9 ha.
2.
Regosol
Tanah ini masih
belum banyak mengalami perkembangan profilnya, oleh sebab itu tebal solum
tanahnya tidakme lebihi 25 cm. Berwarna kelabu, coklat atau coklat
kekuning-kuningan sampai keputih-putihan. Strukturnya lepas atau butir tunggal,
sedang teksturnya pasir sampai lempung berdebu, konsistensi lepas atau teguh
dan keras atau pejal bila memadat. Bahan induknya dari abu vulkan, mergel atau
napal dan pasir pantai. Oleh sebab itu di kenal dengan nama regosol vulkan,
regosol mergel atau napal dan regosol pasir pantai. Reaksi tanah atau pH adalah
netral, agak asam sampai asam.
Tanah ini
penyebarannya terutama di daerah-daerah aliran lahar vulkan (dari letusan
gunung api) yang berbentuk kipas menyebar, yaitu hampir di seluruh kepulauan
Indonesia, terutama Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara. Luas keseluruhan lebih
dari tiga juta hektar. Tanah ini terdapat di wilayah yang berombak,
bergelombang hingga bergunung dengan berbagai ketinggian, yaitu dari 0 sampai
beberapa ribu meter di atas permukaan laut.
3.
Latosol
Tanah ini
memiliki lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm-5
meter bahkan lebih. Warnanya merah , coklat sampai kekuning-kuningan. Kandung
bahan organiknya berkisar antara 3-9% tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi
tanah berkisar 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tekstur seluruh solum
tanah ini umumnya adalah liat, sedang strukturnya remah dan konsistensi gembur.
Tanah ini
terdapat di daerah abu, tuf dan fan vulkan, pada ke tinggian 10-1.000 meter
dari permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang berombak, bergelombang,
berbukit hingga bergunung. Daerah penyebarannya terutama di Sumatera dan
Sulawesi, tetapi dalam areal tidak begitu luas terdapat pula di Kalimantan
Tengah dan Selatan, Kepulauan Maluku, Minahasa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Bali. Kebanyakan berasosiasi dengan tanah laterit dan andosol. Luasnya sekitar 16 juta hektar.
4.
Mediteran
Merah Kuning
Lapisan solum
tanah ini cukup tebal, yaitu antara 90-200 cm, tetapi batas horizon tidak
begitu jelas. Warnanya coklat sampai merah. Teksturnya agak bervariasi dari
lempung sampai liat, dengan struktur gumpal sampai gumpal bersudut, sedangkan
konsistensinya adalah gembur sampai teguh. Kandungan bahan organik umumnya
rendah sampai sangat rendah, paling tinggi 3% berada pada lapisan horizon A
atau lapisan atas. pH tanah sekitar 6,0-7,5 adalah netral. Bahan induknya
berupa batu kapur, batuan endapan dan tuf vulkan.
Daerah
penyebaran di seluruh Kepulauan Indonesia, terutama di Sulawesi Tenggara dan
Selatan, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, juga terdapat sedikit di Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Luas seluruhnya kira-kira 15, 5 juta hektar. Ketinggian bisa
bervariasi dari 0-400 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang
berombak hingga berbukit.
5.
Podsol
Tanah ini
mempunyai lapisan yang dangkal, yaitu antara 40-100 cm. Tanah ini dapat jelas
kelihatan warnanya, yaitu coklat pucat atau keputih-putihan hingga warna coklat
kekuning-kuningan. Tekstur umumnya dari pasir sedang sampai kasar dengan
struktur yang lepas di bagian atas dan pejal di bagian bawah. pH tanahnya
3,5-5,5 atau dari sangat asam sampai asam. Tanah ini cukup peka terhadap erosi,
karena daya menahan air jelek. Bahan induknya berasal dari tuf vulkan yang
asam. Tanah ini baik sifat fisik dan kimianya adalah jelek, sehingga nilai
produktivitasnya rendah.
Tanah ini dapat
dijumpai di Kepulauan Jambi, Bangka Belitung, Riau, Kalimantan dan Irian Jaya.
Seluruhnya kuran lebih dari 3,5 juta hektar, yang sebagian terbesar masih
ditempati oleh hutan primer dan sekunder. Ketinggian tempat sangat bervariasi,
yaitu paling tinggi 2000 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah
datar di dataran tinggi dan dataran rendah.
6.
Litosol
Tanah ini
memiliki lapisan solum tanah yang sangat tipis sampai tidak ada, paling tebal
solumnya adalah 50 cm saja. Warna tanah sangat bervariasi umumnya cokelat,
abu-abu hingga hitam. Teksturnya umumnya kasar, yaitu berpasir atau berkerikil,
sedangkan strukturnya tidak ada atau butir lepas. Kandungan unsur hara
tumbuhan, raksi tanah (pH), juga permeabilitasnya bervariasi. Tanah ini sangat
peka terhadap erosi. Bahan induk terdiri
dari batuan beku dan batuan endapan pejal. Secara umum tanah ini mempunyai
sifat-sifat fisik dan kimia yang jelek, sehingga produktifitasnya rendah.
Tanah semacam
ini hampir ditemukan di seluruh Kepulauan Indonesia, dimana terdapat wilayah
batuan beku dan batuan pejal. Penyebarannya dapat ditemukan di berbagai tipe
iklim dan tipe hujan yang curah hujannya bervariasi dan ketinggiannya juga
beraneka.
7.
Planosol
Tanah ini
memiliki solum tanah yang dangkal, yaitu kurang dari 100 cm, dengan lapisan
tanah atas (top soil) terdiri dari satu atau dua horizon. Warna tanah pada
umumnya kelabu, teksturnya liat, struktur gumpal dan konsistensinya keras atau
teguh. Reaksi tanah agak masam sampai netral dengan pH 5,5-7,6 dan hampir
selalu dalam keadaan jenuh air. Kandungan bahan organik terdapat di horizon A
dan kandungan unsur haranya Rendah.
Tanah ini
terdapat di beberapa tempat yang tidak begitu luas di Lampung, Jawa Barat dan
Timur dan Nusa Tenggara. Tumbuhan penutup tanah terdiri dari semak dan hutan
tropis.
8.
Hidromorf
Kelabu
Solum tanah ini
agak dangkal, yaitu setebal 0,50-100 cm. berwarna kelabu kekuning-kuningan
dengan tekstur liat sampai liat berlempung untuk horizon A, sedangkan untuk
horizon B umumnyabertekstur liat berat. Strukturnya baik lapisan atas maupun
bawah adalah gumpal dengan konsistensi teguh atau keras. pH tanahnya antara 4,0-6,0
termasuk asam hingga agak asam. Kandungan unsur hara tanaman umumnya rendah,
sedangkan kandungan bahan organik untuk horizon A adalah sedang, makin kebawah
semakin menurun. Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah ini mempunyai sifat
fisika jelek dan kimia tanah juga rendah sampai sedang, sehingga produktifitas
tanah ini rendah sampai sedang. Tuv vulkan asam dan batu pasir merupakan bahan
induknya.
Tanah didromorf kelabu ini banyak terdapat di
dataran rendah atau daerah pelembahan dn cekungan-cekungan di Kalimantan,
Sulawesi, Sumatera, Maluku, Irian dan Jawa. Sering tanah ini berasosiasi dengan
tanah-tanah podsolik merah kuning atau tanah aluvial. Tumbuhan penutup tanah
ini umumnya belukar dan hutan tropika.
9.
Glei
Humus Rendah
Tanah ini
mempunyai profil yang dangkal, yaitu kurang dari 50 cm, dengan lapisan atas
terdiri dari lapisan bahan organik yang tipis,berwarna kelabu tua dan hitam.
Teksturnya debu sampai liat berdebu, tetapi tanpa struktur sedangkan
konsistensinya plastik. Reaksi tanah adalah agak asam sampai asam, yaitu pH
4,5-6,0 sedangkan bahan induknya adalah endapan. Kandungan unsur hara tanah ini
rendah sampai sedang, tergantung kepada bahan endapannya. Secara umum tanah ini
mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang jelek, sehingga produktivitas
tanahnya menjadi rendah.
Di indonesia
tanah ini terdapat di dataran rendah di pantai timur Sumatera, di dataran
pantai Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi dan di Jawa di daerah dataran
rendahnya. Ketinggian tempat berada kurang dari 50 meter di atas permukaan
laut. Tanah ini sering berasosiasi dengan glei humus dan gambut.
10.
Glei
Humus
Profil tanah ini
dangkal, biasanya paling dalam 50 cm saja, sedangkan lapisan merupakan lapisan
bahan organik yang tebalnya bisa mencapai 40 cm. Dengan demikian tanah ini
berwarna hitam. Teksturnya adalah debu tetapi tanpa struktur, dengan
konsistensi yang tidak melekat. Bahan induknya dari bahan endapan. Reaksi
tanahnya agak asam sampai asam. Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah ini
memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang jelek, sehingga produktivitas
tanahnya pada umumnya adalah rendah.
Tanah ini dapat
dijumpai di daerah penyebarannya yaitu di dataran rendah yang berawa-rawa di
sepanjang pantai Kalimantan Barat dan Selatan, pantai timur Sumatera, pantai
Sulawesi dan Irian Jaya, dan pantai utara Jawa. Bisa juga terdapat pada areal
yang sempit di dataran tinggi seperti di Sumatera Utara
11.
Grumosol
Tanah ini
memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara 100-200
cm, berwarna kelabu sampai hitam, sedangkan teksturnya lempung berliat sampai
liat. Struktur tanahnya keras di lapisan atas dan gumpal di bagian bawah,
dengan konsistensinya tuguh atau keras kalau kering. Reaksi tanah dapat dilihat
dari pH-nya antara 6,0-8,0, yaitu asam agak basa. Kandungan unsur hara banyak
bergantung kepada bahan induknya, yaitu bahan induknya, yaitu bahan induk dari
mergel atau napal, batu liat dan tuf vulkan. Secara umum dapat disebutkan bahwa
tanah ini memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang agak jelek sampai sedang.
Oleh sebab itu nilai produktivitas tanahnya rendah sampai sedang.
Penyebaran tanah
ini di Indonesia seluas kira-kira satu juta hektar dari barat ke timur, dimulai
dari Jawa Tengah terus ke Jawa Timur, Pulau Madura, Nusa Tenggara dan Maluku.
Terletak pada ketinggian tidak lebih dari 200 m di atas permukaan laut, dengan
bentuk wilayah melandai, berombak sampai bergelombang.
12.
Andosol
Tanah ini
disebut juga tubuh tanah pegunungan tinggi, yang mempunyai solum tanah agak
tebal yaitu 100-225 cm. Berwarna hitam, kelabu sampai coklat tua. Teksturnya
adalah debu, lempung berdebu sampai lempung, sedangkan strukturnya adalah
remah, sedangkan ke lapisan bawah agak gumpal, dan konsistensinya adalah
gembur. Bahan induknya abu atau tuf vulkan. Kandungan bahan organiknya umumnya
tinggi sekali, yaitu antara 11-20%. Reaksi tanahnya juga cukup baik, tetapi
permeabilitas tanah adalah cepat. Secara garis besarnya tanah ini mempunyai
sifat-sifat fisik dan kimia cukup baik, sehingga dengan demikian produktivitas
tanahnya adalah sedang sampai tinggi.
Di seluruh
Indonesia luasnya kira-kira ada 5 juta ha yang tersebar di Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sumatera Timur, Pulau Jawa, Kalimantan (tidak begitu luas),
Bali, Lombok, Halmahera, Minahasa. Tanah ini banyak di temukan di pegunungan,
yaitu daerah gunung api (vulkan), seperti di Lembang dekat gunung api Tangkuban
Parahu. Ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu dari 15-2000 meter di atas
permukaan laut.
13.
Aluvial
Tanah ini
disebut juga sebagai tubuh tanah endapan, atau recent deposits, yang belum
memiliki perkembangan profil yang baik. Tanah berwarna kekelabu-kelabuan sampai
kecoklat-coklatan. Tekstur tanahnya adalah liat atau liat berpasir dengan
kandungan pasir kurang dari 50%. Strukturnya pejal atau tanpa struktur,
sedangkan konsistensinya keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab. Bahan
induknya dari bahan aluvial dan koluvial.
Daerah
penyebarannya terdapat di berbagai keadaan iklim, dengan ketinggian yang
beraneka tetapi umumnya di dataran rendah dan bentuk wilayahnya datar sampai
agak bergelombang. Tanah aluvial ini bisa ditemukan di seluruh Kepulauan
Indonesia, seluas kurang lebih 165 juta hektar yang tersebar di daerah dataran,
pelembahan, daerah cekungan dan sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar
14.
Organosol
Tanah ini
disebut juga tanah gambut, tanah sepuh, tanah bawang atau peat soil yang
berwarna hitam hingga kecoklat-coklatan. Profil tanah ini yaitu dari 50 cm
sampai 15 meter. Teksturnya adalah beraneka tanpa horizon, tanpa struktur.
Tanah gambut terdiri dari tanah gambut oligotrop dan eutrop. Tanah gambut
oligotrop terjadi dari hutan rawa dengan bentuk wilayah bergelombang, kandungan
haranya rendah, sedang pH-nya sangat asam. Tanah gambut eutrop terbentuk dari
hutan rumput rawa dan bentuk wilayahnya datar, kandungan unsur hara lebih
tinggi dan reaksi tanahnya agak asam. Berwarna coklat kemerah-merahan sampai
coklat-hitam, dan reaksi tanahnya umumnya sangat asam, yaitu ± pH 4,0.
Daerah penyebarannya
terdapat di pantai Kalimantan Barat dan Selatan, pantai timur Sumatera, dan
pantai-pantai selatan, barat dan utara Irian Jaya. Di temukan juga
setempat-setempat di pantai Sumatera Barat, pantai Kalimantan Timur, di Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang di taksir luas keseluruhannya ada
sekitar 27 juta hektar. Ketinggian tempat biasanya dari 50 meter di atas muka
laut, yaitu di dataran rendah tapi bisa juga terdapat di dataran tinggi >
2000 mdpl, tetapi bentuk wilayahnya datar sampai bergelombang.